Hari/Tanggal : Kamis / 13 April 2023
TEMA : 9 (Kayanya Negeriku)
Subtema : 2 (Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia)
Pembelajaran : 3
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan
Kompetensi Dasar ( KD) dan Tujuan Pembelajaran :
KD IPA
3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestariannya.
KD Bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan.
Tujuan Pembelajaran :
1. Dengan membaca dan berdiskusi, siswa dapat mengetahui macam-macam energi dan perubahannya dengan penuh kepedulian.
2. Dengan mengamati gambar, siswa memahami sumber energi dengan penuh kepedulian
Pertemuan sebelumnyabkita sudah mempelajari perubahan energi. Pada pertemuan hari ini bu guru akan menyampaikan materi tema 9 subtema 2 yakni tentang Pemanfaatan Kekayaan alam di Indonesia, yuk kita simak materi yang ada di pembelajaran 3 dibawah ini.
Yuk simak ringkasan materi dibawah ini.
Agar dapat mengidentifikasi contoh-contoh perubahan energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, kamu harus tahu terlebih dahulu mengenai bentuk-bentuk energi.
Macam-macam energi sebagai berikut:
1. Energi Bunyi Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan dari suara atau bunyi-bunyian, misalnya bunyi halilintar, bunyi gitar, bunyi klakson, dan bunyi gong.
2. Energi Panas Energi panas yang terbesar di bumi ini adalah energi panas matahari. Energi panas disebut juga energi kalor.
3. Energi Listrik Energi listrik paling banyak dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga. Energi ini bisa diganti ke energi lain seperti energi panas, bunyi, dan gerak.
Contoh perubahan energi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari :
1. Energi Listrik-Energi Panas Contoh perubahan energi listrik menjadi energi panas adalah penggunaan oven, kompor listrik, dan setrika.
2. Energi Listrik-Energi Gerak Contoh perubahan energi listrik menjadi gerak adalah penggunaan AC, kipas angin, mobil mainan, mixer, dan blender.
3. Energi Panas-Energi Panas Contohnya ketika sepeda motor dipakai perjalanan jauh, maka akan panas.
4. Energi Cahaya-Energi Listrik Contohnya penggunaan panel surya.
5. Energi Listrik-Energi Panas Contohnya penggunaan alat pengering rambut ( airdryer).
6. Energi Gerak-Energi Bunyi Contohnya menabuh gendang atau bertepuk tangan.
Mengukur Sudut dengan Busur Derajat
- 1Perkirakan ukuran sudut yang Anda miliki. Sudut dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok: lancip, tumpul, dan siku-siku. Sudut lancip berukuran sempit (kurang dari 90 derajat), sudut tumpul berukuran lebar (lebih besar dari 90 derajat), dan sudut siku-siku tepat berukuran 90 derajat (dua garis yang membentuknya saling tegak lurus).[1] Anda dapat mengidentifikasi kategori sudut yang hendak Anda ukur hanya dengan melihatnya. Menentukan kategori sudut pada langkah pertama membantu Anda mengidentifikasi skala mana pada busur derajat yang harus digunakan.
- Sepintas, kita dapat mengetahui sudut tersebut tergolong lancip karena ukurannya kurang dari 90 derajat.
- 2. Posisikan pangkal atau puncak sudut yang ingin Anda ukur pada titik pusat (pusat busur). [2] Lubang kecil di pertengahan garis dasar busur derajat adalah pangkalnya. Buatlah puncak sudut berimpit dengan pusat persilangan pada pangkal tersebut.
- 3. Putarlah busur derajat untuk membuat salah satu kaki sudut berimpit dengan garis dasar busur derajat. Posisikan puncak sudut pada pangkal busur derajat, lalu secara perlahan putarlah busur derajat sehingga kaki sudut tersebut jatuh di atas garis dasar busur derajat. [3]
- Garis dasar busur derajat sejajar dengan pinggiran busur derajat, tetapi garis dasar bukan pinggiran busur derajat yang rata tersebut. Garis dasar berimpit dengan pusat pangkalnya (pusat busur) dan garis tersebut membentang sampai ke titik awal skala pada kedua sisi (kiri dan kanan).
- 4. Ikuti kaki sudut (garis) yang berhadapan naik ke skala ukuran pada lengkung busur derajat. Jika garis tersebut tidak melewati lengkung busur derajat, perpanjanglah sehingga melewatinya. Sebagai alternatif, Anda dapat meletakkan bagian tepi selembar kertas berimpit dengan kaki sudut (garis) lalu memperpanjang garis tersebut hingga melewati lengkung busur derajat. Angka yang dilewati oleh garis tersebut adalah ukuran sudut dalam satuan derajat.
- Pada contoh di atas, ukuran sudut adalah 71 derajat. Kita tahu untuk menggunakan skala yang lebih kecil karena pada langkah pertama kita sudah menentukan bahwa ukuran sudut kurang dari 90 derajat. Jika sudut tersebut tumpul, kita akan menggunakan skala yang menandai sebuah sudut lebih besar dari 90 derajat.
- Pada awalnya, skala pengukuran mungkin tampak membingungkan. Sebagian besar busur derajat memiliki dua kisi penggaris yang berlawanan, satu kisi berada pada sisi sebelah dalam dan kisi yang lain di sisi sebelah luar. Desain demikian membuat alat ini mudah digunakan untuk mengukur sudut dari arah mana pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar