MATERI PEMBELAJARAN
Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya.
Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi.
Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya.
Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya.
Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut.
Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin” rayunya.
Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai.
Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.
“Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan” katanya kepada Gugut.
“Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa” kata Gugut. Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar.
Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekedar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.
Berdasarkan cerita di atas, yuk kita sama-sama jawab pertanyaan dibawah ini!
1. Siapa saja tokoh pada cerita di atas? Aku, Ida, Gugut, Bu Tati, dan Teman yang lainnya.
2. Siapa yang mengikuti ulangan Matematika? Aku, Ida, Gugut, dan Teman yang lain.
3. Apa yang dilakukan oleh Gugut pada saat ulangan? Gugut berusaha mencontek dari Ida.
4. Apa yang dilakukan oleh Ida ketika Gugut meminta jawaban? Ida tidak memberikan jawaban yang diminta Gugut.
5. Mengapa Ida melakukan hal itu? Menurut ida memberikan contekan merupakan perbuatan tidak jujur.
Kelas : IV B
Tema : Berbagai Pekerjaan
Subtema : Jenis-Jenis Pekerjaan
Pembelajaran : 3 dan 4
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, PPKn
Hari/Tanggal : Kamis/29 September 2022
(Pembukaan 10 Menit)
Assalamualaikum....
Selamaaaatt pagiii...
Jumpa lagi di hari kamis ya nak, bagaimana kabarnya hari ini?
Alhamdulillah semoga kita semua baik dan dalam keadaan sehat ya, pagi ini sudah sarapan semua?
Baik sebelum mulai pembelajaran, kita berdoa dulu ya yang dipimpin oleh Ketua Kelas 4B.
Pada pertemuan sebelumnya, kita sudah belajar tentang Makna Sila ke-1 Pancasila serta contoh dalam kehidupan sehari-hari, hari ini kita akan melanjutkan pembelajaran nya ya...
(Kegiatan Inti 120 Menit)
Bacalah cerita tentang ‘Semut dan Belalang’. Cerita ini memberikan contoh akibat seseorang tidak mau bekerja.
Semut dan Belalang
Di tengah hutan, hiduplah seekor semut yang sangat rajin. Setiap hari semut itu selalu bekerja mengumpulkan makanan dan menyimpannya di dalam lumbung. Teriknya matahari dan derasnya air hujan tidak mengurangi semangat Sang Semut untuk mengumpulkan makanan. Dengan bersusah payah, Sang Semut bekerja keras untuk membawa makanan yang dikumpulkan dan disimpan di dalam lumbung rumahnya.
Pada suatu hari ketika Sang Semut sedang bekerja, ia bertemu dengan seekor belalang yang sedang asyik berjemur sambil bermalas-malasan.
“Hai Mut, kamu sedang apa?” tanya belalang. “Aku sedang mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin,” jawab Semut. “Ah, buat apa kamu melakukannya sekarang. Musim dingin masih lama, lebih baik kita bermalas malasan dahulu,” kata belalang lagi. Sang Semut tidak memedulikan belalang itu. Dia tetap saja bekerja mengumpulkan makanan yang dijumpainya. Demikianlah sepanjang hari Sang Semut sibuk bekerja, sementara Sang Belalang bermalas-malasan.
Akhirnya musim dingin tiba. Sang Semut yang rajin itu duduk dengan nyaman di dalam rumahnya yang hangat. Ia menikmati makanannya yang berlimpah. Belalang termenung sedih di rumahnya karena ia tidak memiliki makanan sedikit pun. Saat Belalang hampir mati kelaparan, Sang Semut datang dan memberinya makanan. Sejak saat itu, Sang Belalang rajin bekerja mengumpulkan makanan seperti Sang Semut.
Bagaimana pendapatmu tentang sikap semut dan belalang?
Tokoh manakah yang sikapnya patut untuk dicontoh?
Sikap yang perlu kita contoh adalah sikap semut, dengan bekerja kita dapat menyimpan persediaan makanan yang dibutuhkan pada saat tertentu.
Jika kelak ingin menjadi seorang pencinta lingkungan, kamu memerlukan tidak hanya keinginan yang kuat untuk menjaga lingkungan, namun juga keterampilan dan pengetahuan tentang macam-macam tumbuhan dan hewan yang hidup di wilayah yang berbeda.
Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur
Ida, temanku sebangku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak bicara, dan pandai. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya.
Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi.
Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas. Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga ketertiban kelas menjadi modal utamanya.
Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin saya seharian bermain bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya.
Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas ulanganmu!” pinta Gugut.
Ida bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok ke belakang. Gugut mengganggunya lagi. “Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin” rayunya.
Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah. Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi ia menggeleng pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas ulangannya dengan lunglai.
Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.
“Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan, perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan” katanya kepada Gugut.
“Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa” kata Gugut. Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur. Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam bentuk apapun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar.
Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai pemimpin di kelas. Tidak sekedar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.
Berdasarkan cerita di atas, yuk kita sama-sama jawab pertanyaan dibawah ini!
1. Siapa saja tokoh pada cerita di atas? Aku, Ida, Gugut, Bu Tati, dan Teman yang lainnya.
2. Siapa yang mengikuti ulangan Matematika? Aku, Ida, Gugut, dan Teman yang lain.
3. Apa yang dilakukan oleh Gugut pada saat ulangan? Gugut berusaha mencontek dari Ida.
4. Apa yang dilakukan oleh Ida ketika Gugut meminta jawaban? Ida tidak memberikan jawaban yang diminta Gugut.
5. Mengapa Ida melakukan hal itu? Menurut ida memberikan contekan merupakan perbuatan tidak jujur.
6. Hal-hal baik apa yang bisa kamu ambil dari cerita di atas? Ketika melaksanakan ulangan kita harus jujur dan berusaha sendiri.
Apakah menurutmu sikap Ida sesuai dengan makna sila pertama Pancasila?
Ya kita harus jujur ketika kita tidak jujur maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ya kita harus jujur ketika kita tidak jujur maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Apakah menurutmu sikap Gugut sesuai dengan makna sila pertama Pancasila?
Sikap gugut mencontek pada saat ulangan menunjukan dia tidak jujur dan tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila.
Andai Ida memberikan contekan. Apa yang akan terjadi?
Kedua anak tersebut sama-sama berlaku tidak jujur dalam ulangan.
Sikap gugut mencontek pada saat ulangan menunjukan dia tidak jujur dan tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila.
Andai Ida memberikan contekan. Apa yang akan terjadi?
Kedua anak tersebut sama-sama berlaku tidak jujur dalam ulangan.
Apa dampaknya bagi Gugut?
Dengan mencontek Gugut berlaku tidak jujur dan tidak mau berusaha sendiri.
Apa dampaknya bagi Ida?
Berarti Ida sudah berlaku tidak jujur dengan memberi contekan.
Apa dampaknya bagi Ida?
Berarti Ida sudah berlaku tidak jujur dengan memberi contekan.
Apa dampaknya bagi guru yang mengajar?
Bagi guru ulangan adalah untuk mengukur pemahaman anak, dengan saling mencontek maka tujuan dari diadakannya ulangan tidak tercapai.
Mengapa kita harus jujur?
Kejujuran merupakan dasar bagi perbuatan yang lain sekali kita tidak jujur maka selanjutnya juga akan tidak jujur. Selain itu tidak jujur juga merugikan diri sendiri dan orang lain.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak jujur?
Apabila kita tidak jujur berarti kita sudah melakukan korupsi kecil-kecilan. Dengan tidak jujur kita tidak akan dipercaya oleh teman lagi.
Sila pertama mengajarkan bahwa pemeluk agama harus taat dengan aturan agamanya. Setiap agama pasti mengajarkan pemeluknya untuk berbuat jujur. Ketika kita tidak jujur, akan membawa dampak bagi diri kita dan orang lain. Semua orang harus jujur, termasuk orang-orang yang bekerja. Benar kata Ida mungkin ketika sekolah tindakan tidak jujur adalah mencontek, ketika sudah bekerja tindakan tidak jujur bisa korupsi (mengambil hal yang bukan miliknya) .
Sila pertama mengajarkan bahwa pemeluk agama harus taat dengan aturan agamanya. Setiap agama pasti mengajarkan pemeluknya untuk berbuat jujur. Ketika kita tidak jujur, akan membawa dampak bagi diri kita dan orang lain. Semua orang harus jujur, termasuk orang-orang yang bekerja. Benar kata Ida mungkin ketika sekolah tindakan tidak jujur adalah mencontek, ketika sudah bekerja tindakan tidak jujur bisa korupsi (mengambil hal yang bukan miliknya) .
(Penutup 10 Menit)
TUGAS
Membuat rencana kegiatan dalam rangka menjaga sumber daya alam di sekitar sekolah tetap terjaga. Siswa harus memilih paling sedikit dua sumber daya alam yang ada di sekitar sekolah. Mereka harus merencanakan tiga kegiatan untuk menjaganya dengan mengisi tabel seperti contoh dibawah.
Sumber daya alam | Rencana kegiatan | Alat yang Dibutuhkan |
---|---|---|
Sungai |
| Keranjang sampah, cangkul |
Air sumur |
| Keranjang sampah, alat-alat kebersihan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar