Hari / Tanggal : Selasa / 17 September 2024
Kelas : 5C
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Makkah pada 12 Rabiulawal 571 Masehi. Tahun kelahirannya sering disebut sebagai Tahun Gajah.
Disebut Tahun Gajah lantaran menjelang kelahiran Nabi, ada peristiwa penyerbuan pasukan Raja Abrahah yang menggunakan gajah ingin menghancurkan Ka’bah. Peristiwa penyerbuan Ka’bah itu terjadi pada 12 Muharram 571 Masehi.
Peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW diiringi dengan peristiwa-peristiwa yang luar biasa. Di antaranya adalah padamnya api sesembahan orang-orang Majusi. Api tersebut padam setelah ratusan tahun menyala tanpa pernah padam.
Saat kelahiran Nabi, Istana Kisra yang berdiri mewah tiba-tiba terguncang. Kerajaan yang kerap bertindak zalim itu hancur, sebanyak 14 bangunan istana roboh.
Kelahiran Nabi itu seakan memberikan peringatan akan datangnya kehancuran bagi kebatilan. Di sisi lain, kelahiran Nabi adalah kabar gembira bagi penyeru kebaikan.
Kota Makkah yang sebelumnya kering kerontang, menjelang kelahiran Nabi menjadi hijau subur. Makkah diguyur hujan lebat, tumbuhannya menghijau dan pepohonannya menjadi rimbun.
Penyair Imam Bushiri dalam Qasidah Burdah mengungkapkan:
Kelahiran sang nabi menampakkan kesucian diri;
Alangkah indah permulaannya, juga indah penghabisannya
Hari kelahiran Rasulullah saat ada firasat bangsa persia;
Bahwa ada peringatan kepada mereka datangnya bencana dan siksa
Keluarga Nabi
Nabi Muhammad SAW merupakan putra dari seorang ayah bernama Abdullah. Ibunya bernama Aminah.
Abdullah meninggal saat Nabi masih dalam kandungan. Saat singgah di keluarga istrinya, di Kota Yastrib, Abdullah jatuh sakit dan kemudian wafat di kota tersebut.
Nabi pun lahir tanpa seorang ayah di sampingnya.
Pada saat usia 6 tahun, ibunya mengajak ziarah ke makam ayahnya. Dalam perjalanan pulang, di Abwa yang terletak di antara Makkah dan Yastrib, Aminah jatuh sakit. Di tempat itu pula, Aminah wafat.
Tanpa ayah dan ibu, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, Abdul Muthalib hanya bisa merawatnya selama dua tahun, hingga ia tutup usia pada 578 M.
Setelah ditinggal kakeknya, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang juga merupakan ayah dari Ali.
Bersama dengan Abu Thalib, Nabi belajar tentang berdagang. Nabi kerap diajak pergi berdagang ke berbagai daerah. Selain berdagang, Nabi juga diajak mengembala kambing.
Setelah dewasa, tepatnya saat berusia 25 tahun, Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar